TEMPO.CO, Jakarta - Semenjak naga terbukti bisa dilatih (How to Train Your Dragon, 2010), perang antara manusia dan naga di Desa Berk usai sudah. Hubungan yang awalnya panas sekarang berubah menjadi sejuk. Penduduk dan naga pun bahu-membahu dalam kehidupan sehari-hari, dari membuat perkakas hingga menjaga rumah.
Namun, bagi Hiccup Horrendous Haddock III (Jay Baruchel), fungsi naga lebih dari itu. Naga, bagi dia, merupakan sarana untuk melakukan eksplorasi. Itulah kenapa tiap hari, saat penduduk desa dan naga-naga mereka sibuk melakukan pekerjaan rumah tangga, Hiccup dan naganya yang bernama Toothless justru sibuk terbang lebih tinggi, lebih jauh, untuk mencari teman dan daerah-daerah baru yang ia namai berdasarkan tindak tanduk naganya.
Terbang lebih tinggi, lebih jauh, itulah konsep yang hendak diusung oleh sutradara Dean DeBlois dan Chris Sanders dalam film How to Train Your Dragon 2. Mereka ingin kisah Hiccup dan Toothless berkembang, tidak terjebak pada petualangan di sekitar tempat tinggal mereka, Berk, serta teman-teman lama seperti Astrid (America Ferrara), Fishlegs (Christopher Mintz-Plasse), dan Snotlout (Jonah Hill) saja. Karena itu, mereka membuat daerah jangkauan yang lebih luas bagi Hiccup serta jumlah tokoh yang lebih banyak. Film ini menjadi lebih megah, penuh dengan petualangan seru.(Baca:Sang Penakluk Naga)
Petualangan Hiccup dan Toothless kali ini mencapai sebuah daerah bersalju yang ia sebut sebagai Itchy Armpit (Ketiak Gatal). Di sana, mereka baku hantam dengan kelompok pemburu naga, Dragon Hunter, yang bekerja untuk pria bernama Drago Bludvist (Djimon Hounsou). Adapun Drago berniat menggunakan naga-naga untuk menjajah daerah-daerah baru, termasuk Berk yang dipimpin oleh ayah Hiccup sekaligus musuh lamanya, Stoick the Vast (Gerard Butler).(Baca : Inilah Film Terbaik yang Meluncur Tahun 2014)
